Favicon maker- Create a favicon from any image BATIK KOESOEMA: DESKRIPSI BATIK

Jumat, 02 Desember 2011

DESKRIPSI BATIK

Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus di lestarikan. Kekayaan kain nusantara ini tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Batik sebagai salah satu harta pusaka kebudayaan Indonesia terdiri dari bermacam jenis sesuai dengan daerah asal batiknya. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan . Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta . 
Untuk melestarikan dan mempertahankan batik ini tetap ada sepanjang masa maka BATIK KOESOEMA  menyediakan bahan batik dan baju dari Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem. yang bisa di gunakan untuk busana kerja, busana sehari hari, busana formal dengan menampilkan gaya dengan bernuansa klasik dan modern. Berikut ini penjelasan batik dari daerah Cirebon, pekalongan,solo, jogja, jepara, Madura, lasem.

1. Batik Cirebon Batik Cirebon memiliki kekhasan pada pola motifnya yang mencolok, seperti motif bangunan dan awan-awan yang menjajar. Ciri khas batik Cirebon adalah motif laut dan motif megamendung yang banyak menggunakan warna biru atau merah dengan corak awan. Motif yang dipengaruhi oleh alam pemikiran cina ini diciptakan oleh pangeran Cakrabuana.Ada juga batik Cirebon dengan motif burung garuda yang dipengaruhi oleh motif batik yogja dan solo. Batik Cirebon biasanya juga dihiasi dengan motif makhluk mitos seperti campuran gajah dengan kuda atau ikan bersayap.

2. Batik Pekalongan Ciri khas motif batik pekalongan adalah corak flora atau tumbuhan dalam paduan warna cerah dan berani yang banyak di pengaruhi oleh budaya Cina, Arab, serta para pendatang lainnya. Berkat perkembangan industry batik cetak saring atau sablon, batik pekalongan biasanya di produksi secara massal sehingga menghasilkan satu desain dengan jumlah yang banyak. 
   
3. Batik Solo dan Jogja Kekhasan batik solo ada pada motifnya yang mengikuti komposisi bunga dan geometris dengan dominasi warna hitam, cokelat,merah, dan biru. Dalam batik solo, ada motif motif yang dahulu hanya boleh di gunakan oleh para bangsawan yang dinamakan motif larangan, seperti motif parang rusak klithik, dibuat ekslusif dalam artian tidak diproduksi missal dengan cara sablon Meskipun insipirasinya hampir sama dengan batik solo yang banyak menggunakan komposisi bunga dan warna bumi, batik yogya juga dapat di bedakaan dari batik daerah lain karena lebih mengusung motif yang mencerminkan kemewahan. Motif yang biasa di temukan dalam batik yogya adalah motif burung, tanaman, dan sayap garuda atau biasa di sebut motif “lar”.

4. Batik Jepara Batik Jepara? Barangkali nama ini belum begitu akrab di pendengaran kita. Kabupaten Jepara di Jawa Tengah selama ini sudah telanjur populer dengan seni ukirnya.Belum banyak yang tahu Jepara ini menyimpan potensi seni batik yang sangat luar biasa. Potensi ini bahkan berpeluang. Ciri khas dari batik jepara ini adalah tenunnya yang hampir mirip dengan tenun NTB dan tenun Bali. Namun tetap menampilkan unsur daerah jeparanya. 

5. Batik Madura Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. Ragam hias Batik Madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan. Semua itu digambarkan secara mencolok, kuat dan berani, yang merupakan ciri lain dari Batik Madura. Ragam hias batik Madura tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas. 

6. Batik Lasem Batik lasem bercorak khas, sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan perwarnaan yang berani terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, konon tidak dapat di tiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain terletak pada coraknnya yang merupakan produk silang budaya, gabungan pengaruh budaya tionghoa, budaya Jawa (Keraton Surakarta dan Yogyakarta ) dan budaya local masyarakat pesisir pulau jawa. Ragam hias khas budaya tionghoa seperti burung hong, binatang legendaries kilin (semacam singa), bunga seruni, bunga krisan, banji, mata uang, pohon siong, banbu, kupu-kupu kong, phoenix, dan naga, mereka masukan dalam motif batik. Motif flora biasanya di gambarkan dalam bentuk bunga berjuntai, yaitu motif flora yang digambarkan dalam bentuk bunga, batang, dan daun yang berjuntai. Lasem sering disebut sebagai batik “Encim”. “Encim” adalah sebutan kaum tionghoa peranakan untuk wanita yang usiannya telah lanjut.

1 komentar: